Hakikat waktu dalam Islam, yang pernah dibahas oleh Syekh DR. Yusuf Al-Qaradhawi sebagai berikut :
Waktu begitu cepat berlalu. Ketika mencoba untuk merenungi tentang waktu yang sudah kita lewati, terutama masalah umur. Tak terasa umur kita begitu cepat berlalu, duapuluh tahun, tiga puluh tahun, empat puluh tahun dan seterusnya. Hal ini telah ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nazi’at Ayat 46, Allah menggambarkan fenomena hari kebangkitan nanti
Dalam ayat lain: وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ كَأَنْ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَة مِنَ النَّهَارِ يَتَعَارَفُونَ بَيْنَهُمْ Artinya : “Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, (di waktu itu) mereka saling berkenalan. Sesungguhnya rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah dan mereka tidak mendapat petunjuk. (QS. Yunus: 45). Waktu yang berlalu merupakan tidak mungkin kembali. Setiap detik, menit, jam, hari, pekan dan tahun yang telah berlalu tidak mungkin bisa untuk kembali seperti sedia kala. Imam Hasan Basri pernah menyampaikan bahwa : “Tidak ada satu haripun yang menampakkan fajarnya kecuali ia akan menyeru “Wahai anak Adam, aku adalah harimu yang baru, yang akan menjadi saksi atas amalmu, maka carilah bekal dariku, karena jika aku telah berlalu aku tidak akan kembali lagi hingga Hari Kiamat.” Perkataan diatas memang bukanlah sabda Rasul, akan tetapi perkataan tersebut mirip dengan perkataan nabi dan juga mempunyai makna yang mendalam mengenai waktu. Waktu adalah Aset yang paling berharga. Dengan tidak bisanya kembali dan tidak bisa digantikan, maka waktu menjadi sesuatu asset yang paling berharga bagi umat manusia. Sesuatu yang berharga atau mahal maka tentunya kita manfaatkan waktu ini untuk kegiatan yang mempunyai nilai amal ibadah dan memiliki produktivitas yang positif. Misalnya dengna memperbanyak belajar, membaca alqur’an, ibadah umroh atau haji, dan kegiatan lainnya. Waktu merupakan suatu modal utama bagi individu maupun masyarakat. Imam Hasan Basri pernah berkata: “Saya melihat ada segolongan manusia yang memberikan perhatian kepada waktu lebih daripada perhatian kalian terhadap dirham dan dinar”. Waktu tidak bisa dihargai dengan apapun. Waktu paling berharga dibanding kan dengan apapun bentuk kekayaan material. Waktu adalah kehidupan itu sendiri. Karena kehidupan bagi seseorang adalah waktu dan detik-detik yang dijalaninya mulai dari lahir hingga wafat nantinya. Demkianlah uraian singkat mengenai hakikat waktu dalam Islam. Semoga bermanfaat dan menjadi baha renungan buat kita semua.
0 Comments
|
Archives
November 2016
Categories |